Thursday, January 10, 2008

Kambing Balap



Liburan natal kemarin aku sempatkan diri mudik ke kampung halaman. Mudik ya memang ke kampung halaman lah! Karena naik kereta api dari Semarang, aku pun menuju ke kota Lumpia itu sore hari sebelum keretaku berangkat. Aku ke Semarang sekalian bertemu dengan kawan lama. Namanya Kukuh. Dia udah merit. Istrinya Tutik, temanku juga waktu sama-sama di Semarang.
Aku sampai di Semarang sekitar jam 5 sore. Suasana Patas AC Surabaya-Semarang yang sejuk masih tersisa begitu aku turun. Apalagi waktu itu hujan kecil terjadi. Segera aku tarik jaket penutup kepalaku untuk menghindari "berkah langit" itu.
Suasana depan terminal Terboyo sore itu agak rame. Maklum bubaran orang pulang kerja juga. Hujan rintik-rintik membuat beberapa orang mempercepat laju kakinya mencari halte berteduh.
Segera setelah berteduh, aku keluarkan HP untuk janjian dengan temanku.
Setelah pencat sana sini HP, akhirnya setelah 15 menit temanku itu dateng.
"Bang kamu liat ke kanan" sahut Kukuh diujung telpon.
"Kanan mana, aku kan nunggu di depan Terboyo" sanggahku.
"Aku udah di dekatmu, mobil pick up putih"sambungnya lagi.
Setelah aku lihat ke kanan, aku lihat samar-samar dia melambai-lambai.
"Oalah" batinku, ternyata wis bawa mobil to sekarang. He..............
Ternyata dia ditemani istrinya yang sedang hamil tua.
"Wah bentar lagi nih" cerocosku ke istrinya.
"Iya nih Mas" ujarnya mesam mesem.
"Bang kita jemput dik Metta dulu ya di Pemuda"sergah Kukuh.
Metta adalah adiknya Tutik. Jadi Metta itu adik iparnya Kukuh.
"Dia gek PKL di DP Mall" ujar Kukuh.
"Tapi kita mampir tempat Ninik dulu ya, aku mau ambil tiket kereta" sambungku.
"Ok" Kukuh mengiyakan.
DP Mall adalah Mall baru di Semarang yang terletak persis di belakang kantor walikota Semarang. Walau sempat di protes pedagang kecil, karena letaknya tak jauh dari pasar tradisional Bulu, Tugu Muda, toh Mall tetap saja jalan. Mungkin mereka menganut asas: Pedagang Menggonggong, Mall Jalan Terus!!
"Dik aku nunggu ditempat biasa ya"sambung Kukuh di ujung telpon.
Tak lama kemudian, Metta dateng dengan pakaian item putihnya. Seragam PKL.
"Wah Metta ternyata udah besar sekarang" batinku. Padahal waktu aku di Semarang dulu, dia masih SD. Iyalah itu kan 5 tahunan yang lalu. He............
Kami berempat, akhirnya berjubel di depan. Hari itu, hujan bukannya berhenti, tapi malah makin deras.
"Bang mau makan apa" tanya Kukuh.
"Teserah"jawabku sekenanya.
"Yo ojo teserah"serang Kukuh.
"Lha dik kamu mau makan apa" tanyaku ke Tutik & Metta.
"Teserah deh Mas"ujar mereka hampir bersamaan.
"Lho ojo teserah to"sambungku.
"Nek aku pengene sing berkuah panas"usulku.
"Ok, nek garang asem mau gak"jawab Kukuh.
"Boleh".
Pick Putih itu terus melaju memecah derasnya hujan kota Semarang. Tak lama, kami berhenti di Jl. Pamularsih. Kami pun segera turun mengingat perut sudah minta diisi.
Celakanya, ternyata garam asem yang kami mau sudah habis.
"Duh makan apa nijh"tanya Kukuh lagi.
"Yo wis seadanya rak wis" sambung seketika. "Yang searah ke rumah aja".
"Bakso ya?"sambung Kukuh lagi.
"Boleh deh".
Tak sampai 30 menit kamipun sampai di warung bakso. Terletak disamping Klenteng Sam Poo Kong. Itu lho klenteng yang katanya dibangun oleh Laksamana Cheng Ho.
Dalam hati aku berpikir, wah nek makan bakso tok pasti gak kenyang. Padahal aku kan malam ini jalan ke Jakarta. Walau sudah pesan bakso, aku pun mencari tambahan ganjalan perut. Setelah liat kanan kiri, ternyata disebelah warung bakso itu ada warung yang di depannya tertulis "Kambing Balap". Segera aku melangkah ke warung setelah itu. Warungnya agak sepi. Hanya beberapa orang saja yang duduk, termasuk yang si penjual.
"Mas ada sop gak?" tanyaku PD. Aku mau makan sop kambing. Dingin-dingin begini pasti enak.
"Wah gak ada sop mas" ujar penjualnya.
"Lha adanya apa"tanyaku balik.
"Disini gak ada sop kambing mas, disini jual hek"tegas penjual berkaos oblong itu.
"Hek?" "Apa itu mas" sergahku tak kalah.
"Hek, masnya gak tau to?" ujar pedagang itu lagi.
"Apa to mas" ujarku polos.
"Itu lho mas, daging anjing"kata pedagang.
"Wah enggak deh mas"sergahku sejurus kemudian.
Setelah itu aku balik ke warung bakso dengan perasaan dongkol, malu, kecewa, campur aduk jadi satu. Kambing balap itu aku pikir kambing beneran. Gak taunya nama lain dari daging anjing. Wekkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk!!!????
"Piye Bang wis pesan kambing"tanya Kukuh.
"Apa", "Lha sing dijual kuwi ternyata daging anjing" umpatku kesal.
"Ha...................." Mereka bertiga pun terpingkal-pingkal menertawakan aku.
"Sialan kalian semua". "Bukannya kasih tau dari awal"ujarku kesal.
"Aku sendiri juga gak tau Bang"bela Kukuh.
Ya wis lah. Akhirnya untuk mengganjal perutku yang akan pergi jauh, aku pesan 1 mangkok lagi bakso.
Apa yang kemarin aku alami, bener-bener harus jadi pelajaran berharga. Kambing balap ternyata nama lain dari anjing. Mungkin di tempat lain namanya pun beda-beda. Mesti waspada nih.............................

No comments: