Monday, April 16, 2018

Bisnis Pelayanan

Sebuah siang, seorang pemuda dan mertuanya tergopoh menyambangi rumah sakit. Ditemani anak yang baru dijemput sekolah, mereka lantas bergegas ke lantai dua. Maklum waktunya sudah mendekati tenggat jam praktek dokternya. Telat sedikit bisa tak terlayani. Tepat jam 14.15, mereka sampai di bagian pendaftaran. 

Pemuda: "Sus, saya sudah daftar ke dokter Antony untuk mama saya, katanya dapat nomor 4".
Suster: "Nomor pendaftarannya mana?"
Pemuda: "Lha saya kan daftar pakai whatsupp sus, dan dikasih nomor 4"
Suster: (..........................) #diam

Pemuda dan mertuanya mengambil duduk. 5 menit berlalu, 10 menit berlalu tanpa kejelasan. Pemuda menghampiri lagi meja suster di pendaftaran.

Pemuda: "Gimana sus, dokternya masih ada"
Suster: "Eh eh dokternya sudah gak ada Pak, karena ada operasi di rumah sakit yang lain". "Tadi ditunggu-tunggu gak datang bapaknya"
Pemuda: "Lho kalau memang gak ada kenapa gak dari pertama kali tadi dikasih tahunya? Sementara juga gak ada yang telpon untuk konfirmasi!" cerocosnya. 
Suster: "Ya kalau mau besok aja Pak datang lagi"
Pemuda: "Lha besok bukannya tanggal merah? Dokternya apa ada?"
Suster: "Ya gak ada, kalau gitu ke IGD saja".
Pemuda: "Lha saya mau ke dokter Antony, ngapain ke IGD".
Suster: "Ya kalau gitu senin atau selasa aja Pak"
Pemuda: "Sus, kalau memang begitu, kenapa gak dari tadi kasih tahunya, sekarang saya nunggu juga buat apa?"
Suster: (...............................) #heninglagi

10 menit kemudian, pemuda dan mertuanya berniat pulang. Tapi tiba-tiba, susternya memanggil lagi. Akhirnya muncul suster senior. Dengan membawa berkas, suster senior ini memintanya untuk ke gedung sebelah. Ternyata disana dokter Antony sedang operasi. Jadi operasinya bukan di rs lain. Setelah konsul sebentar, akhirnya diberikan resep dan mereka kembali ke apotik untuk mengambil obat. 

***
Rumah sakit adalah bisnis layanan. Kalau layanannya tidak baik jangan harap akan ramai. Jadi kunci melayani pasien, keluarga pasien adalah yang utama. 


Mind Power


"Kami bertukar gurauan, ditemani kopi dan seonggok cemilan". Suasana foodcourt ramai lalu lalang orang. Kami bertukar kabar. Mulai yang serius, sampai yang remeh temeh. Dari obrolan pangeran berkuda yang akhirnya mendeklarasikan diri dengan bertelanjang dada, sampai peluang sang petahana di tahun panas ini. Sedang asyik ngobrol, saya terbangun". 

Ternyata saya mimpi. Kejadiannya seperti baru saja terjadi. Belakangan ini saya sering mengalami kejadian serupa. Entah kenapa, setiap kali akan bertemu orang/kawan, malamnya saya sudah "berjumpa" dengan dia lewat mimpi. Kadang jelas sekali, kadang tersamar, tapi jelang sepertinya orang yang akan saya temuilah yang hadir di mimpi itu. 

Ketika SMP dulu, guru Matematika pernah mengatakan kalau mau bangun pagi, bisa mengucapkannya menjelang tidur. Tentu tidak perlu keras-keras, cukup di hati saja. Beberapa kali saya melakukannya, beberapa kali juga terjadi. 

Saya meyakini, ini karena kekuatan pikiran kita. 


Sumber foto: https://www.google.com/search?biw=1366&bih=662&tbm=isch&sa=1&ei=PHTUWrrFJIHmvgS7qr5Q&q=kekuatan+pikiran+bawah+sadar&oq=kekuatan+pikiran+&gs_l=psy-ab.1.2.0j0i30k1l2j0i5i30k1l4j0i8i30k1j0i24k1l2.33687.33687.0.36576.1.1.0.0.0.0.119.119.0j1.1.0....0...1c.1.64.psy-ab..0.1.117....0.g3kF-6IMHfs#imgrc=0cpeOZOCbVBwIM: