Sunday, June 23, 2019

Salut

Siang jelang sore. Satu toko ke toko lain sudah kita sambangi. Hingga tiba di lantai 3. Sambil mengistirahatkan kaki, saya pilih bangku hijau di pojokan toko. Tempat biasa pramuniaga toko itu istriahat sebentar. Tak lama berselang, dua orang pria masuk ke toko itu. Badannya tegak, bidang dadanya jadi bukti sering olahraga ato seenggaknya rutin ngegym. Yang satu pakai topi berkacamata. Sambil menyempil tas kecil berisi dompet juga mungkin hp. Satunya lagi rambutnya klimis disisir ke belakang. Sepertinya  mereka kakak adik. Dari tampilan fisiknya mereka warga kelas A. Tapi yang bikin gagal fokus bukan tampilan fisik mereka, tapi gandengan tangan sang adik pada seorang ibu tua. Mungkin umurnya udah kepala 7. Sekilas sepertinya ibu mereka. Jalannya agak tertatih, tapi dengan sabar sang adik menuntun. Sambil sesekali menunjuk baju yang (mungkin) cocok untuk ibunya. Meski sudah sepuh, rambut sang ibu tertata baik. Terlihat sentuhan salon mahal terlihat dari gaya sisirannya. Memang di belakang mereka bertiga ada ibu paruh baya, sepertinya ART yang membawa beberapa kantong belanja. Sementara saya masih menunggu, kakak adik dan ibunya dibuntuti sang ART sudah menenteng beberapa belanjaan di tas kresek. Mereka berlalu tepat di depan mata.

Kesabaran sang adik menuntun ibunya membuat saya teringat simbok di kampung. Sering kali saya gak sabar kalau temani simbok ke pasar. Sering juga sewot kalo simbok belanja kelamaan. Pun kerap adu pendapat meki hal remeh temeh. Juga suka gak sabaran kalau simbok kurang cepet melakukan sesuatu.  Sore ini mata saya agak sembab. Terima kasih "penamparannya" hari ini.