Tuesday, February 19, 2008

LAPINDO = Laki-Laki Penuh Dosa!

Tadi pagi aku baca koran, rapat paripurna DPR mengatakan bahwa bencana lumpur Lapindo di Sidoarjo merupakan BENCANA ALAM. Begitu buka email, banyak sekali komentar yang bermunculan. Hampir semua mengecam keras hasil rapat (yang katanya) wakil rakyat itu. Tak sedikit pula yang geram dan mengutuk keras. Walau tak pernah secara langsung menyaksikan bencana ini, namun dari berbagai berita entah cetak maupun elektronik, tiap hari tak pernah absen menghiasi lembar koran dan layar TV. Mulai dari tuntutan warga atas ganti rugi, soal semburan baru, warga yang berdesakan di barak pasar, dll.
Bencana Lapindo terjadi tak lama setelah gempa Jogja. Dari saat itu hingga kini tak banyak perubahan yang dapat dilakukan. Tumbal salam dengan meninggikan tanggul menggunakan pasir dan batu tak jua berujung hasilnya. Padahal setiap hari tak kurang 40.000 M kubik lumpur keluar dari Porong, Sidoarjo.
Tak terhitung berapa pabrik yang "tergenang" sehingga menimbulkan ribuan pengangguran. Tak lupa betapa hancurnya perekonomian Sidoarjo dan sekitarnya akibat dampak dari aktivitas Lapindo Brantas ini.
Tak terhitung pula, energi dan biaya yang dikeluarkan warga Porong untuk menuntut haknya. Termasuk mengadukan nasib mereka di Ibu Kota. Namun, janji pemerintah tinggal janji. Belum banyak perubahan yang dilakukan.
Tak bisa dipungkiri, kedekatan keluarga Bakri yang merupakan pemilik Lapindo dengan wakil rakyat, meninggalkan "kekesalan" hati rakyat banyak. Padahal wakil rakyat itu makan dari uang rakyat. Mengapa tidak membela rakyat? Kok malah membela orang terkaya se Indonesia versi majalah Forbes. Itulah problem Indonesia secara keseluruhan.
Di lain pihak, para pakar pun terbelah argumen. Di satu sisi, mengatakan bahwa bencana Lapindo adalah bencana alam, namun disisi lain, tak sedikit yang mengatakan bahwa bencana ini akibat kesalahan Lapindo dalam mengebor minyak.
Apapun alasannya, menurut hemat saya, Lapindo tetap harus bertanggung jawab. Tidak bisa mengelak. Bencana lumpur Lapindo itu ada karena aktivitas pengeboran sumur gas Lapindo sendiri, bukan karena alam semata. Jadi gak usah mengelak lagi deh. Apalagi yang mau dijadikan alasan? Duit? Katanya orang terkaya nomer satu se Indonesia Raya?

No comments: