Friday, February 8, 2008

Biogas Eceng Gondok: Energi Hemat!

Eceng gondok (EG) atau Eichhornia crassipes adalah gulma (penggangu) bagi perairan, biasanya waduk. Eceng gondok sangat cepat berkembang di lahan yang perairannya terkena limbah karena EG dapat mengikat logam berat dalam air, seperti besi, seng, tembaga, dan raksa. Perkembangan EG sangat cepat. Bila dibiarkan maka waduk atau perairan yang menjadi lahan tumbuhnya akan menjadi dangkal karena sedimentasi.
Di satu sisi, EG dimusuhi pengelola perairan terutama waduk. Tapi disisi lain banyak pula manfaatnya. Selain untuk campuran pakan ternak, EG juga bisa dijadikan bahan kerajinan hand made seperti sandal, tas, dll.
Namun seiring makin langkanya bahan bakar, keberadaan EG juga dilirik. Jika selama ini kita hanya mengenal biogas dari kotoran sapi atau manusia, maka kini EG juga bisa dimanfaatkan menjadi biogas. Adalah PT Indonesia Power (IP) yang mempeloporinya. PT IP adalah operator jaringan listrik nusantara yang menggunakan sumber air waduk Sanguling untuk melistriki Jawa-Bali. Waduk Sanguling memiliki luas sekitar 5.000 Ha yang hampir seluruh permukaannya tertutup gulma EG. Jika dangkal, maka daya listrik yang dihasilkan pun mengalami penurunan. Untuk mengatasinya dilakukan pengangkutan EG. Tiap tahun tak kurang 1 M dihabiskan PT IP. Besarnya biaya, memaksa PT IP memutar otak untuk mengatasinya. Serangkaian uji coba akhirnya dilakukan. Mereka berpendapat bahwa bahan apapun selama bisa membusuk, pasti akan menghasilkan gas. Untuk uji coba awal mereka membuat briket dari EG. Hanya saja briket ini kurang berhasil. Setelah itu, di uji coba EG menjadi biogas. Dan ternyata berhasil. Proses pembuatannya pun sangat mudah dan tidak menimbulkan bau apapun. Tentu hal ini berbeda dengan biogas dari kotoran sapi atau bahkan manusia. Penemuan PT IP ini telah disebarluaskan ke daerah sekitar waduk Sanguling, seperti Cihampelas dan Batu Jajar di Bandung Selatan. Harapannya tentu selain membantu warga mendapatkan energi pengganti minyak tanah yang makin langka, PT IP tak perlu lagi mengeluarkan dana besar hanya untuk mengusir EG dari waduk Sanguling.
Yang perlu disiapkan adalah drum bekas yang telah dimodifikasi. Pipa pengalir. Dan kantong plastik/drum untuk menampung gas hasil dari eceng gondok yang dibusukkan.
Pertama, EG dicacah kecil. Sekitar 1 CM. Lalu dimasukkan ke dalam drum modifikasi. Lalu tambahkan air. Takarannya 1:1. Setelah dirasa cukup, diamkan selama seminggu. Setelah itu, buka kran yang ada di atas drum modifikasi untuk mengeluarkan oksigen. Setelah dirasa cukup, untuk mengetes apakah ada gas atau tidak, silahkan nyalakan korek api di dekat kran. Jika menyala, segera salurkan gas tersebut ke plastik/drum penampung gas. Dari penampung gas inilah, gas dapat disalurkan ke kompor. Setelah itu, kita siap untuk memasak. Untuk menambah kekuatan semburan gas, dapat diletakkan batu/kayu diatas penampung gas untuk menekannya. Besaran gas tergantung dari seberapa besar jumlah EG yang kita masukkan. Sebagai gambaran eceng gongok seberat 200 kilo dapat menghasilkan biogas cukup untuk seminggu, dengan pemakaian 1,5 jam per hari.
Lumayan kan untuk ngirit. Selain itu, biogas ini sama sekali tidak menimbulkan efek samping, seperti bau, dll. Bahkan kebocoran gas seperti lazimnya terjadi pada elpiji produk Pertamina sangat kecil kemungkinannya terjadi. Ringkasnya apa yang ada di alam benar-benar tidak ada yang mubazir. Silahkan mencoba.

9 comments:

Anonymous said...

Bagus banget beritanya.
Informatif dan sangat bermanfaat.
Keep in touch ..

Anonymous said...

Jadi ingin lebih tahu lebih jauh,
apalagi harga gas elpiji sekarang sudah melangit.

Kemana saya bisa memperoleh info lebih jauh ya, misal: tipe kompor gas seperti apa yang cocok untuk biogas eceng gondok ini?

Trims,

Anonymous said...

Saya ingin informasi lebih lanjut,mengenai kompor gas berbahan bakar eceng gondok ini.
Apakah peralatan yg diperlukan seperti drum modifikasi dsb, diproduksi secara khusus,atau kita bisa membuatnya sendiri?
Dimana kita bisa mendapatkannya?Jika bisa membuat sendiri,dimana kita bisa memperoleh petunjuk pembuatannya?
Mohon dikirim infonya ke email saya al_ashrie21@yahoo.co.id
Makasih...

hidoep@perjoeangan said...

Tidak ada peralatan khusus. Yang perlu disiapkan drum/tong bekas untuk menampung cacahan dari eceng gondok. Setelah itu satu tempat lagi penampung gas yang keluar dari drum/tong bekas itu. Nah dua tempat ini dihubungkan dengan pipa kecil saja. Selanjutnya gas tinggal disalurkan ke kompor. Mekanisme kerja sama persis dengan kompor gas Pertamina. Selamat mencoba.

Mengenai bahan eceng gondok dimana-mana ada kok. Tidak terlalu sulit. Hanya awalnya saja yang agak repot, setelah itu pasti sangat mengirit. Itu sudah dibuktikan masyarakat sekitar waduk Sangguling, Jawa Barat.

Anonymous said...

saya ingin informasinya neh, untuk tahap awal diperlukan sebanyak 200 kg(dua ratus kilo gram)ya? ngga 20 kg aja? coz kalo sebanyak 200 kg banyaaaak banget.
trus untuk mencacah kecil2 sebanyak 200 kg itu menggunakan apa? kan repot sekali jika menggunakan tangan manusia.
mohon informasinya ya mas, saya sangat tertarik. bisa e-mail saya di:
irham_ruhandi_tekim_unlam@yahoo.co.id

terimakasih

hidoep@perjoeangan said...

Bisa saja. Untuk awal tak usah banyak-banyak dulu. Coba aja dulu. Yang pasti bisa dilakukan siapapun. Semua alat kita bisa modifikasi sendiri. Kalau ada waktu, bisa mampir ke PT Power di dekat Waduk Sangguling, Jawa Barat.

Anonymous said...

saya lagi mengumpulkan informasi tentang pemanfaatan eceng gondok sebagai bhan baku biogas jadi makasih banget, tertolong deh... masalahnya mana yang lebih bagus dan efesien, antara menggunakan kotoran hewan dengan menggunakan eceng gondok..?? tolong pencerahannya...

mungkin kita bisa diskusi lain waktu...
^_^

hidoep@perjoeangan said...

Kalau menurut saya, eceng gondok lebih bagus & efesien. Kalau kotoran hewan kan bisa menimbulkan bau yang kurang sedap, tapi kalau eceng gondok tidak. Masalahnya mencari eceng gondoknya saja yang agak repot. Terima kasih.

Hadiah Wisuda Surabaya said...

sangat menginspirasi sekali pak. Jika berkenan bolehkah saya meminta data-data pembuatan biogas eceng gondok seperti prinsip kerja dan desain alat secara konvensional. rencananya saya mau mengembangkan efisiensi produksi biogas eceng gondok ini buat tugas akhir saya pak.
mohon dikirim ke email saya ya pak rizkypratama2405@gmail.com
terima kasih banyak pak