Antonio, Lucia, Maria, dan Paolo adalah tokoh utama film semalam. Lucia bekerja di sebuah biro modeling. Maria dan Paolo tengah mengikat janji menjadi sepasang suami istri. Maria juga bekerja di sebuah biro model yang berbeda. Lucia, Maria, dan Paolo bersahabat sejak lama. Di tengah persiapan pernikahan Maria dan Paolo, diam-diam ternyata Lucia juga menaruh hati dengan Paolo. Sebaliknya Paolo juga demikian. Di tengah kesibukan, dan tentu tak diketahui Maria, mereka sering berkencan. Dengan tekad bulat, Lucia mencari berbagai cara untuk memisahkan Maria & Paolo. Dengan pekerjaan di biro model, Lucia dengan mudah mencari calon lelaki yang akan dijadikan "umpan" untuk menjebak dan memainkan perasaan Maria. Dari sekian pilihan, akhirnya ia memilih Antonio. Seorang pengangguran yang tinggal bersama mantan kakak iparnya di sebuah flat yang kumuh. Alasan keuangan menjadikan Antonio menerima tawaran gila Lucia. Karena latar belakang yang sangat berbeda, Lucia mengajarkan banyak hal kepada Antonio tentang Maria. Mulai dari makanan kesukaan, tontonan favorit, tempat nongkrong, termasuk karya sastra yang paling disukai Maria.
Tingkah polah Antonio menghafal, menghayati setiap detil perannya ini membuat kekonyolan makin menjadi. Sebagai langkah awal pendekatan, Lucia menugaskan Antonio menonton teater yang juga sedang di tonton Maria seorang diri. Dengan berbekal buku tentang pentas teater itu, ia mantap mengambil duduk sebelah gadis berkaca mata tak jauh dari duduk Maria. Hanya saja bukannya menyimak jalan cerita teater itu, justru ia tertidur pulas dengan buku lepas dari genggaman. Buku yang terjatuh inilah yang akhirnya menjadi titik awal perkenalan Antonio dan Maria. Hingga akhinya hubungan Maria-Antonio makin dekat. Maria bukannya tanpa beban menjalani affair ini. Beberapa kali ia merasa bersalah dengan apa yang dilakukan. Dan Lucia pun menjadi pemenang untuk sementara waktu. Dan beberapa lembar uang Lira pun berpindah ke tangan Antonio. Sementara Maria berselancar dengan hubungan barunya, demikian pula Paolo-Lucia. Masing-masing tenggelam dalam benang kusut yang dibuat sendiri ini. Celakanya mereka semua menikmatinya. Benang kusut ini akhirnya menjalar pula pada pekerjaan Lucia. Bahkan ia hampir dipecat, hingga akhirnya ia memberdayakan segenap rasa untuk membuktikan bahwa pemecatan itu bisa dibatalkan. Dan memang akhirnya ia berhasil. Di tengah keberhasilan menyakinkan atasannya, ia pun diliputi kecemasan yang dasyat hubungannya dengan Paolo. Dalam hati dia merasa bersalah. Apalagi ia pun tak mau merusak persahabatan dengan Paolo-Maria.
Di sudut lain, Maria-Antonio tengah di mabuk asmara. Maria pun sudah berbulat hati memutuskan tali tunangannya dengan Paolo. Niat itu sudah bulat. Hanya saja akhirnya tidak sanggup ia sampaikan. Sementara Antonio pun sudah jatuh hati "betulan". Mendengar niat Maria, Antonio menjadi marah dan gusar. Ia pun mengumpat dan mengecam Lucia. Kata yang aku ingat, Antonio mengatakan bahwa cinta itu tidak bisa dibeli dengan uang. Sebab cinta itu datang dari hati. Di tengah ketersambungan kembali tali kasih Maria-Paolo, Antonio memutuskan pergi keluar negeri. Sementara Lucia ternyata merasa kehilangan Antonio. Dengan berbagai cara ia mencari Antonio. Biar bagaimana pun ia berhutang banyak dengan Antonio. Berbekal penuturan mantan kakak ipar Antonio, didapat kabar bahwa memang Antonio sudah berangkat ke bandara. Dan segera Lucia meluncur menyusul. Lalu lalang orang yang padat, membuat ciut Lucia untuk mencari Antonio. Seperti kebanyakan film lainnya, akhirnya Lucia pun berhasil mempertemukan Antonio. Usut punya usut ternyata, pertemuan dibandara ini merupakan skenario Maria yang ingin menyatukan Lucia dan Antonio. Jadi mereka semua ternyata menjadi sutradara masing-masing bagi sahabat-sabahatnya. Lucu juga.
Cerita film ini mungkin sudah jamak di layar kaca kita. Hampir semua sinetron kita pun sudah sering mengangkat cerita ini. Bahwa cinta itu memang tidak bisa dipaksakan, apalagi ditukar dengan materi. Seperti lagu Padi: Cinta bukan sekedar kata, cinta pasti bukan hanya harta dunia semata................
No comments:
Post a Comment