Hari itu, seperti hari-hari lain aku menunaikan tugas seperti biasa. Pagi-pagi benar sudah harus sampai kantor karena ada acara Bike to Work bersama SBY jam 7 pagi. Sebenarnya sangat berat harus bangun pagi. Tapi karena tugas apa mau dikata. Bukankah pekerjaan ini memang aku yang mau sendiri. Suruh siapa mau bekerja yang tidak mengenal waktu?
Informasi yang kita dapat, peserta akan dibagi beberapa titik temu. Salah satu titik bundaran HI. Tempat ini memang titik paling strategis seantero Jakarta. Siapa sih yang gak kenal? Saban demo pasti tempat ini menjadi titik favorit. Begitu kami datang, sudah ada beberapa orang yang memarkirkan sepedanya. Wajah ceria tampak diiringi gelak celoteh diantara mereka. Mereka masih menunggu beberapa kawan yang akan bergabung. Satu per satu peserta datang, termasuk ketua Bike to Work, Mas Toto Sugito. Ternyata kedatangan Mas Toto membawa keramaian. Di tangan dan kakinya terdapat beberapa luka. Usut punya usut Mas Toto mengalami kecelakaan. Katanya sih nabrak pohon. Nah lho. Mas Toto lain kali, ati-ati ya. He........:) Ketika di bundaran HI ini, aku berpikir, acara besar seperti ini kok gak ada yang liput ya? Apa karena kepagian?
Rombongan akhirnya berangkat juga. Dengan santai namun semangat, mereka menggenjot sepeda masing-masing menuju Monas. Dan ternyata di pelataran Monas, Jl. Merdeka Selatan, SBY sudah menanti. Tentu disini, sudah bejibun wartawan yang nongkrong. "Ternyata aku salah tempat nih" batinku sesal. Bertandem dengan Ibu Ani, SBY tampak bersiap menggenjot sepedanya. Acara hari itu juga diikuti beberapa menteri. Tampak Marie E. Pangestu, Rachmat Witoelar, Purnomo Yusgiantoro, Menpora Adhyaksa Dault, dll. Tak ketinggalan bang kumis, jubir Presiden, Andi Malarangeng. Tak lama setelah berkumpul, SBY pun memimpin rombongan ini menuju istana. Yang pasti jaraknya tak jauhlah. Lha wong sekelabatan mata saja, istana sudah nampak kok dari lokasi rombongan ini. Tapi yang penting suasana dan kampanye untuk irit energi patut diapresiasi. Para pemburu berita, sibuk dengan kamera masing-masing. Tak ketinggalan aku juga. Namun segera setelah SBY mengayuhkan sepedanya, semua bubar berebut naik ke mobil pick up yang sudah dipersiapkan. Dan celakanya aku kurang gesit diantara mereka. Akhirnya tertinggallah diriku. Kecewa pasti, tapi apa mau dikata. Sementara rombongan sudah bergerak, akhirnya aku langkahkah kaki menuju istana bersama beberapa orang yang tertinggal. Yah ternyata ada temannya juga. Gak malu-malui bangetlah kalau gitu. He......
Begitu sampai dipintu masuk istana, ternyata kami tak tertinggal jauh dengan peserta bike to work. Banyak peserta juga yang baru sampai. Kami pun langsung berbaur dengan mereka bersama masuk ke dalam istana. Beberapa pemeriksaan tetap dilakukan walau agak santai. Hingga tiba di pintu pemeriksaan terakhir, seorang penjaga menanyakan identitas istana bagi wartawan. Lalu aku jawab gak ada karena memang sehari-hari, saya tidak bertugas disana. Namun kali ini kami diperbolehkan untuk masuk istana. Uh..........:)
Di dalam istana suasana sangat santai. Beberapa orang tampak berfoto ria. SBY sendiri pun berbaur dengan mereka. Sangat berbeda dengan keseharian yang penuh protokoler. Setelah lepas lelah, Mas Toto memberi sambutan yang diteruskan SBY. "Saya kira banyak yang bisa kita dapatkan karena itu saya telah sampaikan kepada saudara Toto, mari kita buat kegiatan ini lebih reguler dan rutenya lebih panjang, terutama untuk kami. Lebih pagi sedikit supaya tidak mengganggu lalu lintas" ujarnya disambut tepuk tangan komunitas bike to work.
Acara pagi itu dilanjutkan dengan penyerahan satu bingkai foto bergambar SPBU dengan tangki berbentuk galon air. Segera setelahnya, peserta bike to work menyerbu beberapa gerobak makan yang sudah disediakan SBY. Ada lontong sayur, ada pula bubur ayam. Dan akhirnya aku memutuskan memilih bubur ayam untuk mengurangi kesemrawutan pagi itu. Untung ada bubur istana. Jalan kaki monas-istana terbayar sudah. Hah!
No comments:
Post a Comment