Pagi tadi, aku bangun seperti biasa. Hanya saja hari ini ada perlu persiapan ekstra yang perlu dilakukan. Maklum, aku dkk jauh hari berencana naik gunung. Tepatnya gunung Lawu. Dan kami sepakat nanti malam kita berangkat ke Solo naik kereta api. Agak pagi, sengaja aku bangun untuk mempersiapkan semuanya. Harapannya bisa naik busway. Maklum hari ini aku tidak naik motor seperti biasa ke kantor. Tas besar sudah di punggungku. Agak berat ternyata. Tak apalah, naik gunung memang yang perlu dibawa banyak. Akhirnya dengan berusaha melangkah santai aku menuju halte busway tak jauh dari kostku.
Aku tak lihat pasti jam berapa aku berangkat. Tapi rasanya sih masih pagi. Lalu lalang orang dan kendaraan sudah mengeriyap di hadapanku. Tak biasa rasanya. Sebab tiap pagi, aku memang tidak melewati jalur umum ini. Tanpa pikir panjang, beli tiket busway, 3.500. Cukup murah sebenarnya. Di halte itu, tak banyak orang. Hanya beberapa antrian aja. Semenit dua menit menunggu. Ada busway meluncur kencang.Tapi kosong dan melintas saja di depan. Ruat muka kecewa hampir semua terlihat. Was-was akan terlambat datang ke kantor terjadi. Beberapa busway memang datang, tapi sudah sangat sarat penumpang. Tiap kali berhenti, yang bisa naik hanya satu orang. Gila. Seorang perempuan muda terlihat beberapa kali mengangkat telpon selulernya. Pertanda mengabarkan ketidaksabaran menunggu. Sejurus kemudian ia memutuskan membubarkan diri dari antrian dan beranjak keluar halte. Tak lama menunggu ia sudah di atas bus Patas arah Blok M. Sementara aku dan beberapa orang masih menunggu dan menunggu.
Melirik ke arah sebelah, ternyata jam sudah hampir pukul 8. Wah bisa telat nih, batinku. Aku memutuskan untuk mengikuti jejak perempuan tadi meninggalkan halte busway. Ojek akhirnya menjadi pilihan. Dalam boncengan aku berpikir. Wah bisa sinting kali kalau tiap pagi selalu begini keadaannya. Busway selama ini memang menjadi angkutan alternatif. Sayang manajemennya masih amburadul. Ulah sopir yang masih jauh dari ideal, jadwal yang kacau balau, masih menggelayut. Busway ideal bagi mereka yang gak dikejar-kejar waktu. Sebab selain harus menyambung halte berikut jika tak searah, penyediaan jalur khusus pun tak mampu menjawab "kecepatan" busway. Jika memang mepet waktu tak ada gunanya menggunakan busway. Lebih baik cari angkutan yang lain.
Busway, bye bye aja deh. Mending naik "si hitam" aja pasti cepat sampai tak perlu menggerutu menanti busway yang selalu penuh sesak.
No comments:
Post a Comment