Wednesday, April 2, 2008

Balada Togel, Lapindo, & Tokek

Sambil duduk termenung Is menghirup rokoknya. Hembusannya dalam menerpa angin sore itu. Si Is, tukang mie dekat rumah selalu mengeluh. Harga-harga terus naik. Terigu, minyak sayur, termasuk sayuran terus saja naik. Sementara dia tak berani menaikkan harga mie-nya yang tak beranjak dari angka 5 ribu perak. "Bisa bangkrut kalau begini terus"ujarnya. Is akhirnya menyiasati keuntungan dagangnya dengan bertaruh togel. Baginya togel bisa sebagai obat mujarab kegundahan hatinya. Apalagi kalau dapat! Sebenarnya bukan hanya Is yang mengeluh. Mbak Gina, pembantu kostku juga mengeluh hal yang sama. Apalagi soal minyak tanah. Selain mahal, barangnya pun semakin langka. Seorang kawan juga mengeluh hal yang sama. Jika sebelumnya untuk beli susu anaknya cukup 300rb per bulan, kini harus dikeluarkan hampir dua kali lipatnya. Entah fenomena apa yang terjadi sekarang ini. Hampir semua Pemerintah hanya sibuk dengan urusan kepentingannya sendiri. Seolah tak pernah mengurusi rakyatnya. Dalam buku (mem)Bunuh Lumpur Lapindo, Syafii Maarif mengatakan: Sudah berkali dikatakan bahwa sejak kita merdeka, hampir tidak pernah ada pemerintah kita yang benar-benar membuat kebijakan yang pro-rakyat miskin, rakyat terlantar.

Kita menilai pemerintah tidak serius dalam menangani bencana Lapindo ini. Artinya sebuah negara yang ditegakkan di atas nilai-nilai Pancasila yang luhur dan agung di tangan penguasa yang tidak peka dan tidak tanggap, akibatnya adalah serba ketidakpastian yang membawa penderitaan bagi rakyat yang dihimpit bencana. Jika memang lumpur Lapindo ini disumbat berdasarkan perhitungan teknologi mutakhir, mengapa pemerintah tidak memaksa pihak perusahaan untuk melakukannya? Bukankah pemerintah adalah sebuah kekuatan pemaksa secara konstitusional terhadap mereka yang tidak patuh? Jika paksaan ini tidak dilaksanakan, padahal kekuasaan ada di tangan, maka tidak ada kesimpulan lain kecuali bahwa pada pemerintah memang tidak punya wibawa, apapun pertimbangan yang melatarbelakanginya.

Tragedi Lapindo merupakan cerminan bobroknya pengelolaan negara dan elit politik yang diberi kepercayaan oleh rakyat. Mereka sebenarnya diberi amanat untuk menyejahterakan rakyat lahir dan batin, sehingga diperbolehkan mengeksploitasi sumber daya alam (SDA), tapi yang terjadi justru sebaliknya. Sumber daya alam habis, rakyat tetap dalam keadaan miskin dan nestapa.

Tak tahulah ada apa dengan bangsa ini. Tapi yang pasti mereka yang miskin selalu yang dimarjinalkan. Akhirnya mereka akan lebih memilih menikmati tebak tokel angka togel daripada pusing memikirkan harga yang makin menjerit.

4 comments:

korban lapindo said...

Memang mas, rasanya pemerintah tengah membiarkan (mendorong?) rakyat korban untuk menjadikan anarki sebagai pilihan yang paling logis. Ya tho?

salam kenal,

korbanlapindo

Hidup adalah ... said...

Ironisnya, ini pemerintahan yang dipilih oleh rakyat. Yang hasil Pemilunya ngandelin popularitas personal, penokohan seseorang atau serangan fajar. Dan mungkin kita masih harus menyaksikan dan bahkan merasakan "pemiskinan" ini. Bagi kita, bagi mereka para korban lapindo, bagi mereka para keluarga miskin yang lupa melakukan imunisasi vaksin anti pemiskinan

mbah gendeng said...

wes podo gendeng kabeh

tapi artikelnya mantapzzzzzzz

Prediksi Togel

pak lubis jakarta said...

membuktikan,nyaassalamu alaikum wr.wb MBAH.
Saya IBU,MAYA di PALEMBANG cuma
ingin mengucapkan terima
kasih banyak kepada MBAH
riji atas nomor togelnya
yang kemaring MBAH berikan
yaitu 4524 alhamdulillah
itu benar2 tembus MBAH dan
berkat bantuan MBAH riji
saya bisa melunasi semua
hutan2 orang tua saya yang
ada di Bank BRI dan bukan
hanya itu MBAH alhamdulillah
sekarang saya sudah bisa
membuka usaha sendiri
untuk mencukupi kebutuhan
keluarga saya sehari2 itu
semua berkat bantuan MBAH riji
sekali lagi makasih banyak yah
MBAH, yang ingin merubah nasib
seperti saya hubungi MBAH riji
di No:082344440428 dijamin
100% tembus dan saya sudah