Monday, December 26, 2016

AHOK

Saya gak kenal pribadi. Saya kenal juga cuma lewat media. Pertama kali lihat Pak Ahok, justru waktu dia masih di Golkar. Kebetulan waktu itu, saya dkk mengantar kawan kita yang mau maju ke DPR RI mengisi program ring debat di ANTV. Sekilas tak ada yang spesial. Saya juga belum tahu kalau dia pernah jadi bupati di Belitung. Sebab fokus saya waktu itu hanya seorang kawan yang mau ke DPR. Jadi jelas, persepsi saya, jagoan kita lah yang paling bagus.

Selang beberapa waktu, kawan saya tidak masuk DPR. Sementara Pak Ahok justru ke DPR. Setelah lama tak dengar beritanya, Pak Ahok maju jadi wakilnya Pak Jokowi di Pilkada DKI. Euforia saya waktu itu cuma satu, gimana caranya mengalahkan Foke yang incumbent dan tidak banyak melakukan perubahan. Maka saya akhirnya memilih pasangan no 2 ini. Dan ternyata menang. Balada kedua orang ini terus berlanjut hingga sekarang. Pak Jokowi akhirnya menjadi Presiden, dan Pak Ahok menggantikannya. 

Selebihnya saya hanya mengikuti sepak terjang Pak Ahok via media massa. Bisa berfoto  berdua pun waktu mantu anaknya Pak Jokowi di Solo. Sesekali saya melihat langsung hasil program kerjanya. Waduk Pluit adalah proyek yang luar biasa. Kalau di dekat rumah, jelas banyak perubahan. Gang sebelah yang dulunya tidak ada drainase, akhirnya dibongkar dan dibuatkan drainase yang cukup besar yang ditembuskan langsung ke Cengkareng Draine. Bekas TPS di pinggir Cengkareng Draine yang disulap jadi taman juga langkah fenomenal. Meski di samping taman masih ada TPS kecil, tapi semoga nantinya bisa ditata lagi, sehingga tidak mengganggu warga yang berolahraga. Pelayanan satu pintu di tiap kelurahan juga terobosan birokrasi DKI yang biasanya semrawut. Jalan-jalan gang juga banyak yang sudah diperbaiki berkat aplikasi qlue. Yang terakhir, pembangunan RPTRA di bekas taman yang kurang terurus dekat rumah jadi bukti bagaimana semua program Pak Ahok dirasakan warga.

Jikapun kelemahan Pak Ahok menurut saya cuma mulutnya saja yang agak bikin sebagian orang tersulut. Setiap program gubernur pasti menimbulkan pro kontra. Kita lihat sisi baiknya. Semua pasti demi kebaikan semua warganya.  

Jika sudah banyak yang teruji dan berbukti kenapa mesti cari yang masih menebar janji dan belum tentu ditepati?

Tabik, 

No comments: