Wednesday, December 20, 2017

Ricek

Sebelumnya hampir tiap pagi Coco, anjing kami dilepasliarkan di depan rumah. Tujuannya selain bisa berlarian dan bergaul dengan anjing yang lain, juga biar kencing dan buang kotorannya. Just info saja, di perumahan kita, memang ada beberapa anjing yang bebas berkeliaran. Tiba suatu pagi, Om depan rumah kasih tahu, kalau keberatan anjing kita dilepas. "Tolong anjingmu jangan dikeluarin ya" ujarnya lewat jendela mobil sebelum berangkat. "Ok om, nanti kita perhatikan ya" sambutku sambil menyiram tanaman. Kecuali Om depan rumah, selama ini tidak ada tetangga yang komplain. Bahkan Mbak Nova, seorang muslim Padang yang tinggal persis di depan rumah kami. Paling orang-orang yang lalu lalang di sekitar rumah saja yang agak takut karena digonggongi. Itupun tak banyak. Selebihnya gak ada yang keberatan. Bahkan tetangga dekat rumah  yang pelihara burung banyak. 

Tiba pada sebuah pagi. Saya ada perlu urus surat ke rumah Pak RT. Begitu gembok pintu depan terbuka, Om depan rumah langsung menyergap. "Eh itu kotoran anjing lu" umpatnya sambil menunjuk kotoran anjing yang memang teronggok persis di depan pintu pagarnya. "Om, anjing saya ada di dalam" sergah saya. "Kita gak ada keluarin kok" imbuh saya santai. Mungkin hatinya malu. Karena sudah terlanjur menuduh tanpa bukti. Tuduhannya salah pula. Saya melihat, Om depan rumah marah dengan jawab saya. Tapi itu yang sebenarnya. Sambil marah, saya lihat dia mencongkel kotoran anjing dengan kayu, dan dilempar ke got. 

Sambil  berjalan ke rumah Pak RT, dalam hati saya berujar, "mbok lain cek dulu om". 

No comments: