Tuesday, March 24, 2015

Rongsok bukan Rongsokan

Tubuhnya kurus. Baju putih yang menutupi tubuhnya terlihat agak kebesaran. Rambutnya lurus hitam. Sesekali senyumnya berkembang ketika pengunjung datang. Dialah Nurcholis Agi, pemilik Mal Rongsok yang ada di kawasan Depok, Jawa Barat. Mal ini jauh berbeda dengan mal kebanyakan. Di sini tidak ada pendingin udara. Yang ada hanya pendingin alami. Barang bekas terserak di beberapa tempat. Ada tv, komponen komputer, buku. Sementara di lantai dua ada deretan furnitur bekas. Ada lemari, kursi, laci, dll. Kondisi secara keseluruhan agak berantakan. 

"Dulu saya sering ke rongsok, habis itu duitnya saya bawa ke mal, jajan". "Nah dari situlah ide kenapa gak bikin mal rongsok aja" ujarnya sambil berkelakar. 

Bisnis rongsok ini adalah bisnis ke sekian yang dirintis Nurcholis Agi. Sebelumnya ia pernah merintis beberapa bisnis, seperti reparasi, dll. Meski terlihat berantakan, tapi Agi tahu betul barang-barangnya. Bahkan jika ada barang yang hilang, meski barang itu kecil, ia juga tahu. Dan yang membuat saya terperanjat, bisnis rongsok ini tidak ada catatannya. "Semua ada di sini mas" ujarnya seraya menunjuk kepala. 

Tak jauh dari mal rongsok, Agi juga membangun sebuah tempat peristirahatan. Sekelilingnya tetap dijadikan tempat menyimpan beberapa barang rongsok. Yang agak membedakan, di sini Agi membangun rumah berlantai 3. Yang hampir semua materialnya berasal dari barang rongsok. Lantai 1 sengaja dibiarkan kosong melompong. Cuma ada meja kursi, tempat makan, tv, kamar mandi kecil. Lantai dua digunakan untuk tempat tidur, dan lantai 3 dibuat untuk kegiatan menanam dengan memanfaatkan barang rongsok. Disini ada padi, sorgum, jagung, terong, jeruk, dll. Semuanya ditanam dengan media barang rongsok. Bahkan ada tanaman yang ditanam di dalam bekas toilet.

Agi menamakan rumah ini sebagai rumah tanpa pintu. Maksudnya siapa saja boleh datang dan berkunjung. Bahkan untuk mendiami rumah ini, Agi sedang menyeleksi 4 kepala keluarga untuk tinggal bersama dengannya. Syarat untuk tinggal bersama ini ada tujuh. Salah satunya adalah tidak bergunjing, mau bekerja sama, bertanggung jawab, tidak membantah, tidak bergunjing, dll. 

Melalui rumah tanpa pintu ini, Agi ingin berbagi dengan sesama. "Saya sudah cukup, saatnya kecukupan saya ini dibagi untuk yang lain" ujarnya. "Saya juga gak mau masuk surga sendirian, makanya dengan rumah tanpa pintu ini, saya ingin mengajak yang lain juga masuk surga".

No comments: