Sut. Kamu ingat gak? Ketika
kita masih berkantor di mangga dua. Tapi kamu tinggal di Pondok Labu? Aku yang
serba praktis, cuma bisa geleng-geleng
kepala dengar penjelasanmu. “Jadi anak selatan itu keren” katamu terkekeh. Jalur
Blok M-Fatmawati yang macetnya tiap hari aja sudah bikin perut mules. Tapi kamu
keukeuh memilih. Meski aku juga tahu,
ternyata justru di Metromini buntut itu, kisah asmaramu sama gadis selatan
berkembang, meski akhirnya layu juga.
Sut. Kita sering kali
saling mencibir satu sama lain. Tak kupungkiri itu. Dirimu yang ngotot
mengembangkan media komunitas, meski tentu banyak lika-liku, sebagaimana yang
aku dkk alami juga. Tapi dari sana kamu terus bergerak. Dan pada akhirnya
ketika kamu dihadapkan pilihan tetap bekerja kantoran atau mengembangkan portal
Buddhazine, kamu pilih pilihan kedua. Meski aku juga tahu, tanpa modal, tanpa
biaya yang memadai, cuma modal nekat dan tekad. Lambat laun, portalmu
menggeliat. Saya dengar beberapa orang tertarik menanamkan modalnya. Dan dari
portal ini juga banyak orang melihat kiprahmu. Meski aku tahu, karena portal
ini pula kamu berkorban untuk banyak hal. Dan memang terbukti, portalmu makin ngehits di jaman onlen-onlen begini.
Sut. Aku dengar kamu
terbaring sakit. Kamu bilang cuma usus buntu. “Paling habis operasi ini, beres”ujarmu
enteng. Setelah itu kita sempat bersua lagi di vihara kelapa gading. Masih nenteng
kamera kebangganmu, tapi memang udah gak segagah dulu. Gerak langkahmu juga gak
liat lagi. Sorot matamu juga terlihat menahan sesuatu. Setelahnya bergulir
cerita soal bolak-balik rumah sakit yang aku dengar. Ketika kita ingin membantu
sedikit dana, kamu sepertinya juga gak mau. Dirimu memang gak mau merepotkan
orang.
Sut. Rabu malam kemarin
kita bersua. Ditopang ranjang kamar 409, kamu masih ngikuti pertandingan bola. Hari
itu yang main PSM Makassar vs Home United. Sesekali matamu ke tv, sesekali
entah kemana. Helaan nafas panjang beberapa kali aku dengar. Dari suster yang
jaga kamu, ternyata banyak sekali orang yang sudah menjenguk. “Malah gak bisa
istirahat”sahutmu. Sorot matamu sudah membaik. Semangat untuk sehat juga
terlihat. Meski pada akhirnya, kamu dikalahkan sakitmu. Tapi aku yakin,
semangatmu masih tertinggal disini untuk terus menginspirasi orang-orang bahwa
berbuat sesuatu lebih baik daripada mikirin diri sendiri.
Sut. Sugeng tindak
masbro. Semoga perjalananmu selalu dilimpahi kebahagiaan.
konco lawas,
No comments:
Post a Comment