Tuesday, July 13, 2010

Perubahan

Hukum alam mengatakan bahwa tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Ada benarnya. Dari awal kita lahir, tumbuh, berkembang, hingga mungkin sekarang banyak yang sudah dewasa, banyak yang tak menyadari perubahan itu. Tidak perlu dibandingkan kita yang masih kecil dengan yang sudah dewasa. Coba lihat saja pas photo kita satu-dua tahun lalu dengan yang sekarang. Pasti sudah banyak perbedaan, meski terkadang kita tidak menyadari perubahan itu sendiri. Entah gaya rambut, entah bentuk badan, entah pula model baju yang kita pakai. Coba telisik barang sejenak jika tidak percaya.

Perubahan memang tidak bisa dihindari. Entah kita suka atau tidak, perubahan itu akan menghampiri. Keriput, misalnya. Ibu saya, mungkin sekarang usianya nyaris 70an, keriputnya jelas dimana-mana. Terkadang agak canggung saya mencuri pandang ke wajah tuanya. Tak tega rasanya melihat. Terlebih ketika terbayang akan masih berapa lagi usia ibu saya? Tak tahu. Meski takut, siap atau tidak siap, jika memang sudah waktunya perubahan itu datang, saya harus siap. Setiap pulang meski hanya beberapa saat, tak berani rasanya saya melihat utuh wajah ibu saya.

Hari-hari kita selalu ditemani yang namanya sang perubahan ini. Perubahan bagi sebagian orang dipandang sebagai sesuatu yang harus dihindari. Yang harus ditakuti. Tapi bagi sebagian lagi yang lain, perubahan ada kesempatan. Kesempatan untuk bertindak, kesempatan untuk mencipta peluang. Dan peluang itu justru mendatangkan berbagai kesempatan. Bahkan seorang Prof. Rhenald Kasali mendirikan sebuah kawasan yang dinamai Rumah Perubahan. Diambil dari www.rumahperubahan.com, RP, sebutan untuk Rumah Perubahan, didirikan untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik melalui misi perubahan, baik pada level individu, komunitas, organisasi usaha sosial, dan pemerintah. Di RP, selain menjadi inkubator bagi pengembangan diri, juga ada pusat pengolahan sampah, yang tentu mendatangkan berkah. Tak hanya bagi RP, tapi juga bagi warga sekitar. Selain persoalan sampah selesai, fulus ekonomi dari pengolahan sampah ini bisa menjadi income tersendiri yang tidak bisa dipandang sepele. Selain itu, ada pula beragam pemberdayaan. Seperti pendampingan pemberdayaan ikan, PAUD, posyandu, usaha kreatif, dll. Semuanya demi satu tujuan, perubahan hidup yang lebih baik.

Perubahan. Ya ya, kita semua mengalami perubahan. Usia tua, sakit, uban di kepala, itu salah satu pertanda saja. Padahal setiap saat, setiap detik, kita mengalami perubahan. Di rumah, di sekolah, di kantor, semuanya berubah seiring waktu. Orang tua meninggal, guru yang harus berpindah tugas, teman yang harus berpindah kantor, kawan yang entah berbagai sebab memang harus berpisah, semuanya itu menunjukkan ada perubahan. Pertanyaannya apakah kita sudah menyiapkan diri untuk menghadapinya? Entahlah.

No comments: